Pelatih dan Pemimpin Tempatnya Salah 

Pelatih dan Pemimpin Tempatnya Salah 

OLEH: Yudi Waldi 

PELATIH  dan pemimpin bak setali tiga uang.Sama-sama menjadi tempat objeknya kesalahan.Ketika keputusan yang dilakukan tak sesuai dengan kacamata yang dilihat orang awam atau sebuah suporter sepakbola.

Tak peduli pelatih itu merupakan seorang legenda ketika masih menjadi pemain klub atau timnas. Profesi melatih atau pemimpin memang menjadi tempatnya salah, puncak dari segala kambing hitam sebuah kekecewaan. 

Di sepakbola nama Andrea  Pirlo pelatih Juventus, Gennaro Ivan Gattuso pelatih Napoli  dan Ole Gunar Solskjaer Manchester United merupakan jaminan kualitas . Mereka adalah sosok yang tak pantas mendapatkan cacian dan hujatan jika menilik apa yang sudah dipersembahkan  kala masih jadi pemain dan mereka juga  legenda klub.

Namun, berbeda ketika mereka memutuskan untuk jadi pelatih, kariernya kembali dimulai dari nol tanpa embel-embel ketenaran masa lalu. Tak peduli sehebat apapun dia kala berseragam kesebelasan, hasil tim yang dilatihnya adalah yang akan dinilai oleh suporter.

Begitu juga dengan pemimpin yang bakal dipilih pada Pilkada serentak 9 Desember 2020 mendatang.Tak peduli sehebat apa dia melakukan kampanye, membedah visi misinya, keputusan-keputusan dan hal yang dilakukan  pasti menuai kritikan dan masyarakat yang dipimpinnya.

Ya, menjadi seorang pemimpin atau  pelatih harus memiliki mental besi. Ini diperlukan seorang pelatih  dalam olahraga apapun itu, yang memang akrab dengan kesalahan dan rentan menjadi orang yang paling disalahkan.

Demikian juga seorang  pemimpin juga harus memiliki mental baja.Karena apa yang  dikerjakan seorang pemimpin,   sebelum, saat, dan setelah pertandingan memang berorientasi pada "meminimalisasi kesalahan".

Sebelum menjadi pemimpin  ia harus menyiapkan program dan visi misi yang menarik masyarakat untuk bersimpati memilihnya.Agar ketika menjabat tak salah  jalan, tetap berjalan sesuai dengan koridor yang sudah ditetapkan.Yakni mengusung profesionalisme bukan menjadikan keluarga atau orang terdekat menjadi pembantu- pembantunya dalam menjalankan program kerja.

Visi misi  atau rule of the game yang dikampanyekan kepada warga sebagai pemilih menjadi bumbu -bumbu atau salah satu strategi agar tidak salah memilih pemain ketika hendak bertanding


So, 9 Desember 2020  sudah di depan mata. Kepada masyarakat di 9 Kabupaten/ Kota di Provinsi Riau jangan menjadi GOLPUT(Golongan Penerima Uang Tunai), pilihlah pemimpin dengan hati nurani.Pilih yang memiliki program kerja nyata bukan janji-janji semata.

Pilih pemimpin yang universal tidak membeda-bedakan kasta dan golongan.Pilih pemimpin yang selalu mengedepankan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi, golongan dan tim sukses semata.(**)

Berita Lainnya

Index